Pemerintah di Tengah Multikulturalisme Masyarakat Rohil

 

Penulis. : Hasnul  Yamin

 

 

ROKAN HILIR, SERIBU KUBAH – Kultur melayu yang identik dengan nilai islami menjadi sesuatu yang patut dbanggakan di Kota Bagansiapiapi dengan tingkat masyarakat heterogen yang tinggi.

Dengan realitas tersebut, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Pemkab Rohil)) dituntut ekstra untuk menjaga dan melestarikan ragam adat dan kebiasaan yang ada sehingga tercipta toleransi ditengah heterogenitas multikulturalisme tanpa mengabaikan nilai-nilai kearifan lokal.

Pada Pasal 29 ayat (e) UUD Negara republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Jaminan terhadap hak beragama, tidak hanya berupa perlindungan atas pilihan keyakinan seseorang, tetapi juga harus menjamin ekspresi keagamaan yang merupakan bagian dari peribadatan dan ritual keagamaan.

Bagansiapiapi Sebagai Tuan Rumah Event Nasional Ritual Bakar Tongkang

Pemkab Rohil senantiasa mengapresiasi setiap ragam kegiatan keagamaan ini apalagi dlm kegiatan hari besar umat islam pemerintah kabupaten sangat konsisten dalam memberikan support

Khusus kegiatan Ritual Bakar Tongkang yang setiap tahun di gelar di negeri berjuluk Seribu Kubah itu, Pemerintah Kabupaten hanya bertindak sebagai fasilitator.
Tindakan ini diambil Pemkab Rohil karena Ritual Bakar Tongkang termasuk salah satu pada agenda pariwisata Nasional.

Atas dasar itu Pemerintah Kabupaten mencoba berkontribusi dengan harapan dapat meningkatkan gairah ekonomi rakyat.

Setiap event tahunan digelar, etnis tionghoa asal Bagansiapiapi yang merantau selalu menyempatkan diri pulang kampung bersama keluarga nya.

Kebiasaan pulang kampung selalu disertai dengan memberikan bantuan sosial. Uniknya penerima bantuan itu notabene adalah masyarakat pribumi.

Ada beberapa kegiatan infrastruktur, bangunan seperti puskesmas bernilai milyaran rupiah dibantu dengan sukarela . Juga rencana pembangunan Mesjid megah Cheng Ho di bagansiapiapi oleh pengusaha dari etnis tionghoa.

Hari Senin (17/6/2019- red) mereka menggelar pengobatan gratis disertai penyerahan 5000 ribu paket sembako.

Selain itu, mereka meminta data keluarga miskin kepada Pemkab Rohil. Rencananya tahun depan (2020- red) mereka akan memberikan bantuan rumah layak huni kepada warga yang tidak mampu.

Kembali ke acara budaya ritual bakar tongkang bahwa Pemerintah Kabupaten tidak masuk pada inti acara tersebut mengingat perbedaan keyakinan.

Namun semangat gotong royong dari giat tersebut dan toleransi antar umat beragama yang luar biasa itu yang patut dicontoh.

Ustad Abdul Shomad ketika datang ke Rokan hilir pernah menyampaikan

“Kalau ingin belajar toleransi datanglah ke Bagansiapiapi”.