Bagansiapiapi, Seribu Kubah – Selama ini, nelayan tradisional terutama di kawasan Pesisir Rokan Hilir (Rohil) mengandalkan es balok untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya, cara itu ternyata belum efektif untuk menekan cepatnya pembusukan pada daging ikan.
Proses pendinginan es balok yang kurang baik berimbas pada cepatnya penurunan kualitas ikan hasil tangkapan. Bila ikan tak lagi segar, harga di pasaran pun cepat jatuh.
Menyadari pentingnya faktor pemakaian es ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyalurkan bantuan alat pembuat es di Rohil. Dari dua pihak yang akan mendapatkan bantuan Ice Flake Machine (IFM) tersebut, telah disetujui dan didistribusikan untuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) di kecamatan Sinaboi.
“Ya alatnya telah tiba, dan dioperasikan oleh KUB yang menerima bantuan dari pusat itu,” kata Kepala Dinas Perikanan Rohil M Amin MSi, Kamis (27/7). IFM memiliki banyak keunggulan dibandingkan es balok yang dibuat secara lebih manual. Baik dari segi efektifitas, higenis maupun kecepatan. Proses produksi es, terang Amin sangat cepat.
Ia memperlihatkan rekaman video di selulernya, bagaimana air yang dimasukkan ke dalam mesin itu dalam waktu yang relatif singkat sudah keluar dalam bentuk gumpalan es.
“Es yang keluar pun dalam ukuran kecil-kecil, sehingga bisa maksimal dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan ikan,” kata Amin. Bila es lebih maksimal masuk ke tempat penyimpanan maka efek yang diharapkan lebih bagus.
Dari satu unit IFM itu bisa memproduksi sekitar 1.5 ton es batu perhari. Bantuan yang pertama diterima untuk wilayah Rohil ini diyakini bisa memberikan dampak baik bagi kalangan nelayan setempat. Bila kualitas ikan hasil tangkapan dapat dipertahankan lebih lama maka harga di pasaran tidak anjlok dan pendapatan nelayan tetap stabil. (Famel)