Bagansiapiapi, Seribu Kubah – Bupati Rokan Hilir (Rohil), Suyatno menegaskan bahwa Pulau Jemur yang berada di Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rohil bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah daerah, melainkan tanggungjawab bersama karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka dan Malaysia.
“Jadi pulau terluar itu tanggungjawab bersama, mulai dari pemerintah pusat, provinsi dan Rohil,” kata Suyatno usai menggelar audiensi bersama rombongan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, di Mess Pemda Jalan Perwira, Bagansiapiapi, Rabu (19/7/2017).
Bupati menjelaskan, keberadaan Pulau Jemur memiliki banyak penyu hijau dan didukung dengan panorama alam yang indah, apabila dikelola dan dikembangkan untuk dijadikan objek wisata tentu akan berpotensi menarik para wisatawan asing.
“Intinya kita harus saling sharing. Mari kita keroyok, kita gotong-royongkan bagaimana program-program yang ada di pusat kita bawa di Pulau Jemur. Apakah itu namanya pelabuhan, telekomunikasi dan sarana prasarana lainnya,” ucapnya.
Ia kembali mengharapkan perhatian dari pemerintah pusat dan provinsi dalam mengembangkan objek wisata Pulau Jemur. “Tak mungkinlah Pemkab Rohil saja. Mudah-mudahan rombongan dari Padang setelah berkunjung ke Pulau Jemur pulangnya tahu tentang keberadaan pulau terluar itu,” ujarnya.
Kepala BPSPL Padang, Muhammad Yusuf, mengatakan bahwa kedatangannya bersama rombongan ke Rohil guna melihat isu keterkaitan banyaknya pemanfaatan telur penyu di Pulau Jemur.
“Jadi, sesuai dengan surat edaran Kementerian Dalam Negeri dan surat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan telur penyu itu wajib dilindungi, sehingga kami kesini sekaligus untuk mensosialisasikannya,” kata Yusuf.
Kemudian, lanjutnya, Pulau Jemur juga mempunyai potensi yang sangat bagus dan berdekatan langsung dengan Malaysia. “Kalau kita kembangkan pulau itu jauh lebih bagus tentunya Riau punya destinasi selain Bakar Tongkang. Kalau sudah dipromosikan tentu dampaknya luas dan akan berkembang lagi, bahkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,” paparnya.
Untuk tahap awal, tambahnya, pihaknya akan mendata telur penyu, mulai dari kapan penyu itu naik hingga menetas. “Nanti kalau sudah punya data yang bagus bisa digunakan sebagai ajang promosi sebagai wisata terbatas yang sangat mahal untuk bisa melihatnya,” demikian Muhammad Yusuf. (Famel)